Senin, 31 Maret 2014

DZIKIR


Assalamu’alaikum Wr. Wb Pak Kyai,
Saya mau tanya, saya belajar dzikir, tapi lama-kelamaan didada saya ada getaran yang sangat kencang sampai menggetarkan semua badan, itu ada apa Pak Kyai? Terima Kasih.
Wasalamu’alaikum Wr. Wb

Jawab: Getaran yang menyelimuti seluruh tubuh itu, adalah nafsu anda sendiri yang sedang keluar. Karena itu harus terbimbing ketika mengamalkan dzikrullah tertentu. Cobalah dari dzikrullah Ismudz Dzat dulu, Allah Allah di hatimu. Namun harus dihindari berdzikir yang penuh dengan memaksa diri dan emosi seperti orang mengejar. Anda harus memenuhi adab-adabnya orang berdzikir, agar prosesi dzikir anda normal. Orang yang dalam dirinya masih ada khadam Jin (faktor x), kadang-kadang ketika dzikir yang benar juga mengalami getaran tertentu, karena atmosfir dzikir yang suci membuat mereka tidak nyaman.

Assalamu’alaikum Wr. Wb Pak kyai
Saya ingin tanya, yaitu: Apa bedanya habib dengan Syeikh. Apa puncak dari seorang sufi. Wasalamu’alaikum Wr. Wb

Jawab: Habib adalah gelar tradisi untuk mereka yang masih memiliki keturunan/nasab dengan Rasulullah Saw, diantara mereka ada yang sufi, dan ada pula yang tidak. Ada yang Ulama ada yang bukan. Sedangkan Syeikh juga merupakan gelar untuk tokoh yang dituakan. Kadang untuk gelar seorang yang alim ilmunya, kadang juga gelar bagi seorang Mursyid Thariqah atau guru Sufi, kadang untuk gelar tradisional kepala suku, atau seorang penguasa, bahkan Syeikh juga kadang dipakai gelar untuk profesor atau Ulama’. Puncak diri seorang sufi adalah ma’rifatullah, namun justru itulah awalnya. Yakni ada awalnya, namun tidak ada akhirnya.

Assalamu’alaikum Wr. Wb Pak Ustadz. Saya sedang bingung membedakan ilmu hikmah dan toriqoh. Begini, ketika saya sedang kesulitan rizki saya mendatangi keduanya. Pesannya perbanyak sholawat ataupun membaca surat al-Waqiah. Katanya semua wirid ada khodamnya. Apakah kita termasuk musyrik? Katanya khodam tersebut bisa diminta bantuan dengan alasan manusia lebih mulya dari makhluk lainnya dan sebagai khalifah dimuka bumi ini. Bagaimana menurut Pak Ustadz dengan fenomena ini. Terima kasih.
Wasalamu’alaikum Wr. Wb

Jawab: Ilmu hikmah dan thariqah itu bedanya antara langit dan bumi. Dalam wilayah thariqah ilmu hikmah seharusnya sudah jadi masa lalu, sebab kata seorang Syeikh Abdul Jalil Mustaqim, “Ilmu Hikmah bisa menjadi hijab,” bagi penempuh Jalan sufi. Kalau anda berdzikir dengan tujuan supaya rizki anda banyak, berarti dzikir anda tergolong ilmu hikmah, apa pun yang anda baca. Kenapa demikian? Karena tujuan dzikir anda tidak Lillahi Ta’ala, tetapi rizki yang banyak dan sebagainya. Ketika terbayang rizki yang banyak, anda “kehilangan Allah” kan? Ada juga para Ulama atau Mursyid yang mengijazahkan Ilmu Hikmah kepada muridnya, tetapi tetap dalam “koridor” tasawuf. Dimaksud koridor tasawuf ini, ilmu tersebut ketika diamalkan semata karena menjalankan perintah mursyidnya, bukan hikmah dibalik ilmu itu. Dan mengamalkannya tetap Liwajhillah, Lillahi Ta’ala, hanya menuju Allah Ta’ala, agar prosesi ruhaniyah dibalik dzikir itu tidak terhalang (terhijab) oleh bayangan hikmah dibaliknya. Seluruh ayat Al-Qur’an dijaga oleh para Malaikat, tetapi ketika ayat-ayat Al-Qur’an itu digunakan untuk kepentingan hawa nafsu, maka akan didomplengi oleh khadam Jin Islam. Dan hal demikian sangat dijauhi oleh para Sufi. Dzikir thariqah sendiri senantiasa bersanad secara bersambung dari Mursyid ke Mursyid hingga sampai ke Rasulullah Saw tanpa terputus. Tentu, berbeda dengan wirid ilmu Hikmah. Wallahu A’lam bish-Showab.

Assalamu’alaikum Wr. Wb Bagaimanakah cara menggabungkan antara ilmu SYARIAT dan TASAWWUF? mengingat kedua ilmu tersebut kajiannya sangat luas dan mendalam. Dan dimenangkan manakah ketika kedua ilmu tersebut bertentangan! Wasalamu’alaikum Wr. Wb

Jawab: Syariat dan Tasawuf adalah dua sisi koin mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Dua- duanya tidak berdiri sendiri-sendiri, semisal anda mau bersyariat dulu sampai sempurna baru anda memasuki dunia tasawuf. Itu salah kaprah. Karena sampai mati anda tidak akan sempurna syariat anda. Syariat adalah menata kehidupan lahiriyah, dan ibadah yang bersifat lahiriyah semua. Batin anda juga harus beribadah, dan dunia tasawuf merupakan pengetahuan ubudiyahnya batin. Bayangkan ketika lahiriyah anda beribadah, tapi hati anda menyembah dunia, berhala nafsu dll? Siapa yang bersyariat tetapi tidak bertasawuf adalah fasik, demikian kata Imam Malik ra. Dan siapa yang bertasawuf tidak bersyariat berarti zindiq (kebatinan). Tasawuf tidak ada yang bertentangan dengan syariat, dan syariat tidak ada yang bertentangan dengan tasawuf. Jika tasawuf melanggar Kitab dan Sunnah maka dipastikan adalah Tasawuf sesat. Karena dasar semua Ilmu Tasawuf adalah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Hanya saja banyak orang menyesatkan Tasawuf karena tidak faham hakikat Qur’an dan Sunnah Nabi, yang dipahami hanya kulit belaka, jadika tergolong fasiqin (orang-orang fasik).

HILANGKAN RASA JENUH DARI HIDUPMU


Segala sesuatu itu ada dan akan terjadi sesuai dengan ketentuan qadha dan qadar-nya. Ini merupakan keyakinan orang orang Islam dan para pengikut setia Rasulullah SAW. Yakni, keyakinan mereka bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak akan pernah ada dan terjadi tanpa sepengetahuan, izin, dan ketentuan Allah. Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis di dalam kitab (lauh Mahfudz) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. Al-Hadid:22) Dalam sebuah hadist disebutkan: "Sungguh unik perkara orang mukmin itu! Semua perkaranya adalah baik. Jika mendapat kebaikan ia bersyukur, maka itu menjadi sebuah kebaikan baginya. Dan jika ditimpa musibah ia bersabar, maka itu juga menjadi sebuah kebaikan baginya. dan ini hanya akan terjadi pada orang mukmin. Rasulullah juga bersabda: "Jika engkau memohon, maka memohonlah kepada Allah, dan engkau minta pertolongan mintalah kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya seluruh makhluk itu berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu berupa sesuatu, niscaya mereka tidak akan mampu memberikan manfaat kepadamu selain berupa sesuatu yang telah ditetapkan Allah bagimu. dan, seandainya mereka semua berkumpul untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang ditetapkan Allah atasmu. pena pena telah kering dan lembaran lembaran telah dilipat." Juga diriwayatkan dari Rasulullah, beliau bersabda, "Pena telah kering, wahai Abu Hurairah, berkaitan dengan apa yang akan engkau hadapi." Beliau juga bersabda, "Kejarlah apa yang bermanfaat untukmu, dan mintalah pertolongan kepada Allah. jangan mudah menyerah dan jangan pernah berkata, 'Kalau saja aku melakukan yang begini pasti akan jadi begini.' tapi katakanlah, Allah telah mentakdirkan, dan apa yang Dia kehendaki pasti akan Dia lakukan." Pernah sebuah pertanyaan tentang kemaksiatan dilontarkan kepada Syaikhul islam ibnu Taimiyah, "Apakah maksiat itu baik bagi seorang hamba?" Dia menjawab, "Ya! Namun dengan syarat dia harus menyesali, bertaubat, beristighfar, dan merasa sangat bersalah." Allah berfirman, Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-baqarah:216)