Minggu, 09 Mei 2010

HAKIKAT BENDA KERAMAT


Benda-benda keramat dalam istilah bahasa Arab disebut Tamimah.Definisi benda-benda keramat adalah benda-benda pusaka yang dipercaya memiliki kekuatan ghoib yang dapat membantu menyelesaikan segala persoalan hidup.Benda-benda keramat banyak sekali bentuk dan jenisnya seperti : Keris,pedang,tombak,badik,batu mulia,batu kristal,besi kuning,jenglot (dipercaya sebagai tubuh orang sakti yang mati) dan lain sebagainya.

Namun benda-benda keramat tidak saja berbentuk benda mati makhluk hidup pun ada yang dikeramatkan seperti : kerbau putih,burung pelatuk bawang,ayam cemani, dan lain sebagainya.

Agar tuahnya tetap ada maka biasanya dilakukan penjamasan atau ritual perawatan dan pembersihan.Ritual jamasan pusaka merupakan salah satu momen penting bagi seseorang yang memiliki benda-benda pusaka. Dalam ritual tersebut, barang-barang pusaka seperti keris, tombak, pedang, dan benda-benda lain yang dianggap berkekuatan di luar nalar dibersihkan dengan minyak wangi tertentu.

Seorang kolektor keris dan benda-benda keramat St Sukirno menjelaskan, tujuan jamasan tersebut agar bebas dari sengkala (marabahaya) karena setiap pusaka diakui memiliki kekuatan di luar nalar yang dapat membahayakan pemiliknya jika tidak dirawat.Pada masa kini benda-benda keramat oleh para ahli syirik itu diilmiahkan dengan istilah-istilah “keren” seperti “radiasi positif,medan energi” agar dapat diterima oleh masyarakat banyak.

Dari semua penjabaran diatas sesungguhnya semua benda-benda keramat itu seperti mengkultuskan atau membawa keris,besi kuning,batu akik,batu mulia dan sejenisnya sebagai pengusir atau penangkal mara bahaya, jika ia meyakini bahwa benda-benda tersebut sebagai sarana tertolak atau tertangkalnya bala hal itu termasuk syirik akbar dan juga bagi orang yang membawa dan meyakini kekuatannya maka hidupnya tidak akan pernah bisa tenang.

Diriwayatkan dari Imam Ahmad pula dari Uqbah bin Amir dalam hadits marfu : “Barang siapa menggantungkan tamimah, semoga Allah tidak mengabulkan keinginannya; dan barang siapa menggantungkan wadaah, semoga Allah tidak memberi ketenangan pada dirinya.” Disebutkan dalam riwayat lain:”Barang siapa menggantungkan tamimah, maka dia telah berbuat syirik”

Imran bin Hushain radiallahu anhu menuturkan, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melihat seorang laki-laki terdapat di tangannya gelang kuningan, maka beliau bertanya: “Apakah ini?”Orang itu menjawab: “Penangkal sakit.” Nabi pun bersabda: “Lepaskan itu karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu; sebab jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tidak akan beruntung selama-lamanya.”(HR. Imam Ahmad dengan sanad yang bisa diterima).

Ketika keris,batu akik diyakini memiliki daya magic karena telah dibuat atau “diisi” oleh empu,dukun atau orang pintar, maka menjadikan akik itu sebagai jimat pembawa keberuntungan berarti telah menjadikannya sebagai sekutu selain Allah.


Batu mulia yang dikeramatkan

Ketika bambu kuning,besi kuning atau potongan tulisan arab yang maknanya tidak jelas diletakkan di atas pintu rumah, agar”si kolor ijo” atau “setan belang” tidak bisa masuk rumah, maka berarti telah mempertuhankan benda-benda keramat itu, dan ini adalah bantuk kesyirikan yang sangat nyata terhadap Allah SWT.

Demikian pula apabila Al-Qur’an Stambul (Al-Qur’an berukuran sangat kecil yang tulisannya tidak bisa dibaca kecuali dengan mikroskop) dijadikan jimat untuk menolak marabahaya, maka pelakunya pun sudah terjerumus pada lingkaran syetan yaitu syirik.

Rasulullah saw bersabda :“Barangsiapa yang menggantungkan sesuatu (sebagai tamimah), niscaya Allah menjadikan dia selalu bergantung kepada tamimah itu”. (HR.Imam Ahmad dan at-Tirmizi).

Sedangkan jika mereka yang memakai,mengagungkan dan mengkultuskan benda-benda keramat dengan memujanya (dengan cara dijamas,diberi bunga-bunga) sebagai sarana ikhtiar mendekatkan diri dan meminta pertolongan dari Allah melalui perantara benda-benda keramat itu tetaplah merupakan kesyirikan yang nyata sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

أَلاَ لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلاَّ لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللهِ زُلْفَى إِنََّ اللهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنََّ اللهَ لاَ يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ

“Ingatlah, hanya kepunyaan Allahlah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (Az-Zumar: 3).

Jadi tidak ada alasan sama sekali dalam Islam kita menyimpan,menggunakan,mengagungkan benda-benda keramat karena hukumnya sudah sangat jelas dan jika ada seseorang entah dia kiai,ustadz,paranormal,dukun,romo,Gus-gusan,Ki-kian atau apapun namanya mencoba menghalalkan benda-benda keramat maka dia berada pada kesesatan yang nyata,mereka seseungguhnya syaitan dalam bentuk manusia.

Janganlah kita tertipu dengan cara mereka mencoba mengilmiahkan benda-benda keramat itu yang sering mereka katakan memiliki radiasi positif,energi positif,yoni,tuah dan istilah-istilah lainnya karena sudah jelas hukum dalam syari’ah Islam.


Oleh


Agus Sutikno, SH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar