"Sebuah catatan kehidupan semoga bisa menjadi sebuah inspirasi dan motivasi dalam kehidupan ini dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan yg kekal".
Jumat, 07 Mei 2010
HAKIKAT SYIRIK
ALLADZIINA AMANU WA LAM YALBISU IMANAHUM BIZULMIN ULAIKA LAHUMUL-AMNU WA HUM MUHTADUN : Orang-Orang yang tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk. (QS Al An’am: 82)
Perbuatan syirik adalah perbuatan yang dilaknat Allah SWT karena mempersekutukan kemahakuasaan Tuhan yang arahnya adalah menyembah kepada yang selain Tuhan. Pertanyaannya sekarang adalah apa dan bagaimana sesungguhnya hakikat syirik itu?
Untuk mengetahui hakikat syirik kita mau tidak mau harus TAHU tentang syirik. Tidak mungkin kita ngomong kalau kita tidak mengetahui ikhwal sesuatu. Kalau disebut bahwa perilaku perdukunan itu cenderung ke perilaku syirik, kita perlu tahu apa yang dilakukan seorang dukun itu kok dikatakan cenderung ke perilaku syirik. Kita tidak bisa asal ngomong, asal menuduh, asal mengklaim bila kita sendiri tidak mengetahui secara deskriptif tuduhan-tuduhan kita. Untuk itulah blog ini hadir sehingga kita mendapatkan kawruh tentang dunia supranatural, dunia perdukunan, dunia klenik dengan bebas dan terbuka sehingga kita bisa menyimpulkan apakah sebuah perilaku itu cenderung syirik atau tidak.
Seseorang dikatakan dewasa bila dia mampu untuk mempertanggungjawabkan pendapat, perilaku, sikap, atau keputusan-keputusan yang diambilnya. Sebuah keputusan dan sikap tertentu yang diambil seseorang oleh karena itu harus bisa dipertanggungjawabkan dalam pengadilan rasional dan hati nurani. Tanpa diadili oleh dua pengadilan itu, kita akan menjadi hipokrit dan main tuduh tanpa dasar. Hal inilah yang harus dihindari oleh seseorang yang mengaku memiliki agama dan keyakinan yang luhur. Kedewasaan beragama ditandai oleh bagaimana kita mampu mempertanggungjawabkan pola pikir, sikap dan pilihan yang kita ambil.
Apalagi bila kita mengingat bahwa dunia diciptakan tidak dengan main-main dan sembrono. Dunia ini bukan wahana permainan semata karena nanti setelah pergelaran dunia ini usai, akan digelar pengadilan yang sesungguhnya untuk mengetahui apa dan bagaimana pertunjukan dunia itu. Siapa yang benar dan siapa yang salah, siapa yang mendatangkan manfaat dan siapa yang merugikan, siapa yang hitam dan siapa yang putih dan seterusnya. Maka dunia ini sejatinya sangat serius dan tidak diciptakan dengan main-main.
Marilah kita analisa perilaku-perilaku yang cenderung ke syirik. Kalau pada suatu ketika saya percaya bahwa sakit saya bisa sembuh karena ditangani oleh dokter A, apakah kepercayaan saya ini tergolong syirik? Jawabannya jelas tidak. Karena ketauhidan kita, bahwa HANYA ALLAH SWT YANG MAHA KUASA DAN DIA YANG MAMPU MENYEMBUHKAN SEMUA PENYAKIT tidak akan dicederai oleh kepercayaan saya terhadap tangan-tangan dingin dokter A menyembuhkan penyakit.
Tauhid murni adalah bersyahadat atau berikrar: yaitu percaya TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN MUHAMMAD SAW ADALAH UTUSANNYA. Dan TIDAK ADA DAYA DAN KEKUATAN LAIN KECUALI SUMBERNYA TUHAN SEMESTA ALAM. Namun TUHAN YANG MAHA KUASA telah mendelegasikan atau menitipkan energi-energi-Nya ke semua makhluk (ciptaan-NYA). Apakah itu bumi, matahari, angin, lautan, manusia, jin, api, tanah dan lainnya.
Pendelegasian energi ini ibarat sebuah pemerintahan di sebuah negara. Ikrar kita adalah PRESIDEN INDONESIA ADALAH SBY. Itu artinya kita bertauhid. Namun Presiden SBY telah mendelegasikan kewenangan-kewenangannya kepada para menteri, kepada para gubernur, kepada para bupati, kepada para camat, kepada para kepala desa dan seterusnya. Kalau suatu ketika saya sedang butuh KTP, maka saya tidak perlu ke presiden langsung. Sebab Presiden sudah mendelegasikan kewenangan pengurusan KTP ke kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil serta Camat. Saya pun harus mendatangi kantor kecamatan dan seterusnya untuk mengurus KTP dan selesai.
Analogi itu cukup tepat untuk menggambarkan perilaku syirik. Perilaku syirik adalah perilaku dimana kita tidak mengakui dan tidak percaya adanya satu-satunya CAUSA PRIMA, sumber energi tertinggi yang mendasari adanya semua yang ada ini. Ibaratnya kita tidak mengakui PRESIDEN SBY SEBAGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Jadi meskipun kita mengurus KTP di kantor kecamatan dan KTP berhasil kita dapatkan, namun di batin kita mengingkari kenyataan kewenangan tertinggi di negeri ini berada di tangan SBY maka berarti kita suda menunjukkan sikap syirik.
Syirik itu sebenarnya berada di dalam hati. Hati kita dulu awalnya mengakui bahwa hanya ada satu pencipta yang mendasadi adanya semua hal di dunia ini. Namun lama kelamaan, hati kita ini termanipulasi oleh pola pikir dan pandangan-pandangan orang-orang disekitar kita yang mempengaruhi dengan kuat. Apalagi ada kelompok penekan dimana mau tidak mau kita merasa perlu mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai yang dianut satu kelompok yang mempengaruhi kita tersebut. Kelompok penekan itu bisa jadi adalah masyarakat tempat dimana kita tinggal sejak kanak-kanak hingga dewasa.
Kalau di suatu komunitas tidak percaya kepada adanya Tuhan dan kita sejak kecil tingal di dalamnya, mau tidak mau kita juga akan melebur dan tidak akan percaya adanya Tuhan. Kenapa begitu? Sebab pendapat orang-orang disekeliling kita akan mempengaruhi pola pikir kita sehingga kita kemudian menyesuaikan diri dengan mereka. Itu sebabnya, saat seseorang sudah dewasa secara mental dan ruhaniah kita disarankan untuk mengadakan uzlah/berkhalwat untuk merenungkan PROSES PENCIPTAAN.
Hal ini dicontohkan oleh para nabi/utusan-NYA sepanjang masa. Mereka adalah individu-individu yang awalnya tidak puas dengan kepercayaan masyarakat di sekelilingnya. Mereka kemudian mencari dengan sungguh-sungguh kesejatian diri dan Tuhannya. Apa yang terjadi kemudian di luar dugaan akal sehat. Saat akal sehat berhenti, maka di situ akan datang malaikat-NYA yang membawa petunjuk. Petunjuk tidak akan datang bila kita masih menggunakan akal yang belum tercerahkan oleh cahaya petunjuk-NYA.
Salah satu petunjuk Allah SWT terbesar yang turun kepada para nabi adalah pengakuan bahwa hanya ada SATU TUHAN dan DIA ADALAH ALLAH SWT YANG MAHA ADA. Lantas apakah yang lain tidak ada? Jelas bahwa yang selain diri-NYA itu hakekatnya tidak ada. Hakekat keberadaan yang selain diri-NYA itu adalah keberadaannya yang hanya pelimpahan ADA-NYA semata. Mereka ini disebut dengan MAKHLUK, atau CIPTAAN. Jadi Makhluk, atau Ciptaan-NYA ini juga harus diakui tetap ada meskipun mereka itu hakikatnya tidak ada. Jadi semua ini sesungguhnya adalah satu, dan inilah yang dinamakan metafisika kesatuan.
Dalam konteks energi, TUHAN YANG MAHA KUASA ADALAH SATU-SATUNYA SUMBER ENERGI DAYA DAN KEKUATAN. DIA kemudian mendelegasikan atau menitipkan energi-energi-Nya ke semua makhluk (ciptaan-NYA). Apakah itu bumi, matahari, angin, lautan, manusia, jin, api, tanah dan lainnya. Jadi bukanlah berperilaku syirik bila kita bersahabat dan menghormati mereka sebagai bagian dari ciptaan Tuhan. Bahkan sebagai manusia yang mengaku beriman, kita harus bersahabat dengan bumi, dengan langit, dengan angin, dengan air, dengan cahaya, dan seterusnya. Jangan musuhi mereka karena mereka adalah ciptaan-NYA. Satukan diri kita dengan semua ciptaan-NYA, dan lanjutkan perjalanan spiritual agar mamp menyatukan diri dengan tetesan Dzat-NYA.
Bagi para sahabat yang masih muda dan ingin mendapatkan kesaktian lahir, silahkan mempersatukan diri dengan salah satu Ciptaan-NYA ini. “Hai angin, kau adalah aku dan aku adalah kau. berikan kekuatanmu kepadaku…” Pejamkan mata sejenak dan arahkan telunjuk Anda kepada musuh, maka musuhmu akan beterbangan… Namun untuk para sahabat yang sudah tua dan ingin kembali jejeg dan jejer dengan garis sangkan paran dan iradat-Nya, sudah tidak pada tempatnya bila kita memiliki musuh. Musuh terbesarmu ada di dalam dirimu, maka kalahkan dirimu sendiri. Kemudian satukan dirimu dengan tetesan Dzat-NYA yang Maha Luhur dan Abadi.
Oleh
Agus Sutikno, SH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar